Bagi mak emak menyusui mungkin hal ini bukan kata-kata asing. Suatu gejala yang membuat busui cukup menderita, merintih pilu hingga berlinangkan air mata.
Bahasa resminya ada di sini, sedangkan bahasa informalnya ala saya, mastitis adalah air susu ibu yang terjebak di dalam dan tidak bisa keluar, mengakibatkan pembengkakan, nyeri dan demam. Ditandai dengan lebam merah/biru di area yang sakit, saat ditekan akan membuka jalan kita ke pintu surga, aamiinn.... *ini saking sakitnya sodara-sodara*
Cara pencegahannya adalah melakukan penijitan secara teratur, dan saat mastitis itu menyerang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dikeluarin. Caranya yaitu memompa asi secara berkala, pemijitan terus menerus, bahkan kasus yang sangat parah melalui operasi kecil *naujubillah*
Sewaktu anak pertama, tidak terhitung rasanya berapa kali mas mas ini datang tanpa diundang, pergipun ngga bilang-bilang. Untuk mencegah berkelanjutan saya sampai melakukan perah asi secara manual dan menyimpan stock asi itu di freezer yang akhirnya harus terbuang juga karna persediaan begitu melimpah. Adakalanya karna melakukan perjalanan jauh, pemijitan dan pemerahan harus terhenti, maka tidak berapa lama kemudian mas inih kembali hadir.
Saat anak pertama, masih sempat memompa asi dan melakukan pemijitan rutin, namun menjelang si adik lahir, otomatis waktu tersebut menjadi sangat langka. Jangankan pijit-pijitan, mandi saja saya tak tau harus jam berapa.
Zamannya Alfie, satu kali saya terkena. Setelah itu sudah tidak terkena lagi, dan baru saya sadari telah menemukan suatu cara alami mencegah mastitis datang berkunjung.
Baiklah begini sejarahnya.... (warning: bukan bacaan untuk anak di bawah umur)
Sewaktu Alfie masih bayi banget, saya memiliki kebiasaan baru yaitu males menggunakan penyangga dada alias br*. Ngga enak aja terlalu sering buka tutup buka tutup jadi saya biarin aja warungnya terbuka terus, mayan kan ngemat tenaga ma cucian? Tentu ini tidak dilakukan saat berada di luar rumah.
Pada saat menyusui ada pase yang dinamakan LDR (Let Down Reflex) atau reflek pengeluaran asi. Ldr di pengaruhi oleh kinerja hormon oxytocin yang berefek pada kelenjar payudara dan mengakibatkan penyemburan asi atau bahasa kerennya milk ejection (aihjj bahasa saya setelah nemu dari rumah sebelah). Saat ini terjadi air susu ibu sedang berada di masa puncak untuk keluar, nah.. kesalahan saya waktu di anak pertama, ketika ldr tiba saya menekan-nekan payudara sebelahnya yang tidak terpakai, agar keluarnya tidak berlimpah. tebakan saya, ldr inilah salah satu pemicu terjadinya mastitis, air susu yang seharusnya keluar banyak tertahan atau di tahan. Ldr biasanya terjadi di kedua belah payudara, dan yang berpotensi terkena mastitis adaah saat payudara satunya sedang tidak terpakai, kecuali anak kembar sedang menyusu bersamaan :p
Saat anak kedua, karena kebiasaan tidak memakai peralatan tersebut, saya biarin saja keluar seadanya. Paling banter di tampung sama kain bersih, lagian dipikir-pikir, saat itukan memang ribet merah asi, jadi biarin saja.
Ternyata kebiasaan ini membuat saya tidak pernah kedatangan mas mas dari negeri entah berantah ini, bahkan hingga Alfie tak menyusu lagi di usianya yang ke dua.
#onedayonepost #mastitis
Bahasa resminya ada di sini, sedangkan bahasa informalnya ala saya, mastitis adalah air susu ibu yang terjebak di dalam dan tidak bisa keluar, mengakibatkan pembengkakan, nyeri dan demam. Ditandai dengan lebam merah/biru di area yang sakit, saat ditekan akan membuka jalan kita ke pintu surga, aamiinn.... *ini saking sakitnya sodara-sodara*
Cara pencegahannya adalah melakukan penijitan secara teratur, dan saat mastitis itu menyerang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dikeluarin. Caranya yaitu memompa asi secara berkala, pemijitan terus menerus, bahkan kasus yang sangat parah melalui operasi kecil *naujubillah*
Sewaktu anak pertama, tidak terhitung rasanya berapa kali mas mas ini datang tanpa diundang, pergipun ngga bilang-bilang. Untuk mencegah berkelanjutan saya sampai melakukan perah asi secara manual dan menyimpan stock asi itu di freezer yang akhirnya harus terbuang juga karna persediaan begitu melimpah. Adakalanya karna melakukan perjalanan jauh, pemijitan dan pemerahan harus terhenti, maka tidak berapa lama kemudian mas inih kembali hadir.
Saat anak pertama, masih sempat memompa asi dan melakukan pemijitan rutin, namun menjelang si adik lahir, otomatis waktu tersebut menjadi sangat langka. Jangankan pijit-pijitan, mandi saja saya tak tau harus jam berapa.
Zamannya Alfie, satu kali saya terkena. Setelah itu sudah tidak terkena lagi, dan baru saya sadari telah menemukan suatu cara alami mencegah mastitis datang berkunjung.
Baiklah begini sejarahnya.... (warning: bukan bacaan untuk anak di bawah umur)
Sewaktu Alfie masih bayi banget, saya memiliki kebiasaan baru yaitu males menggunakan penyangga dada alias br*. Ngga enak aja terlalu sering buka tutup buka tutup jadi saya biarin aja warungnya terbuka terus, mayan kan ngemat tenaga ma cucian? Tentu ini tidak dilakukan saat berada di luar rumah.
Pada saat menyusui ada pase yang dinamakan LDR (Let Down Reflex) atau reflek pengeluaran asi. Ldr di pengaruhi oleh kinerja hormon oxytocin yang berefek pada kelenjar payudara dan mengakibatkan penyemburan asi atau bahasa kerennya milk ejection (aihjj bahasa saya setelah nemu dari rumah sebelah). Saat ini terjadi air susu ibu sedang berada di masa puncak untuk keluar, nah.. kesalahan saya waktu di anak pertama, ketika ldr tiba saya menekan-nekan payudara sebelahnya yang tidak terpakai, agar keluarnya tidak berlimpah. tebakan saya, ldr inilah salah satu pemicu terjadinya mastitis, air susu yang seharusnya keluar banyak tertahan atau di tahan. Ldr biasanya terjadi di kedua belah payudara, dan yang berpotensi terkena mastitis adaah saat payudara satunya sedang tidak terpakai, kecuali anak kembar sedang menyusu bersamaan :p
Saat anak kedua, karena kebiasaan tidak memakai peralatan tersebut, saya biarin saja keluar seadanya. Paling banter di tampung sama kain bersih, lagian dipikir-pikir, saat itukan memang ribet merah asi, jadi biarin saja.
Ternyata kebiasaan ini membuat saya tidak pernah kedatangan mas mas dari negeri entah berantah ini, bahkan hingga Alfie tak menyusu lagi di usianya yang ke dua.
#onedayonepost #mastitis
4 comments:
Ooo macam ituuu...
Mas.. Mas... Jgn mampir ya besok, rumah saya terkunci :D
si mas mas ini nggak pernah mampir ke aku yo mbak
padahal anakku 3
Biasanya dia datang tidak lewat pintu.. tp jendela :p
Mba Wiwid termasuk salah satu busui yang sangat beruntung.. saya dulu langganan mba..:(
Post a Comment