Di antar papa, mama membawaku ke kantor dengan selembar surat pengunduran dirinya. Mama cukup sedih tapi mama sudah mantap sekali. Saat mama datang, mereka mengucapkan selamat datang kembali, mereka kira mama udah mau bekerja kembali. Mama terus bilang mama tidak akan kerja lagi.
Om Islam sempat kaget kenapa tiba-tiba sekali. Setelah di kasih tau alasannya akhirnya diapun mendukung. Om Islam selama ini sangat berjasa sama mama di kantor, dia selalu melindungi mama, dan memberi kemudahan-kemudahan lainnya, dia juga yang merekomendasikan mama untuk di terima bekerja. Om Islam kemudian membawa aku dan mama menemui pak Abdurahman, anak dari pemilik kantor tempat mama bekerja.
Senin, hari pertama aku masuk sekolah setelah hampir seminggu libur. Aku masuk jam 8, mama sengaja datang ke sekolah terlambat agar aku tidak perlu mengikuti upacara bendera. Aku masih lemah dan kurang bersemangat. Kata orang-orang mukaku masih sangat pucat.
Mama menungguiku sepanjang hari di swkolah, aku bisa pulang kapanpun aku mau kalau merasa lelah di sekokah. Jam istirahat aku hanya berjalan-jalan dan melihat teman-temanku bermain. Mata mama tak sedetikpun berkedip mengawasiku saat bermain. Juga saat teman-teman mengajakku bermain benteng, mama bilang ke teman-teman sementara aku jadi penonton dulu.
Hari selasa, aku di antar papa. Saat jam istirahat mama sudah nangkring di depan teras perpustakaan, mama masih terus mengawasiku sampai jam pelajaran usai.
Hari Rabu jadwalku berolah raga. Aku masih bisa mengikuti pemanasan, namun saat semua bersiap-siap menuju lapangan sepak bola, mama meminta ijin kepada pak pelatih, bahwa aku masih masa penyembuhan dan belum bisa ikut. Pak pelatih menginjinkan, jadilah aku nangkring di sekolah sama mama. Karena aku terlihat bosan mama mengajakku ke pasar membeli buah, sudah beberapa hari aku tidak buang air besar. Mama membeli buah pepaya dan melon kesukaanku.
Hari Kamis tanggal merah. Kata papa kapanpun aku sudah terlihat sehat kami akan beragkat ke Jepara. Sayang, kata mama aku belum pulih banget. Selama tanggal merah aku dan adikku hanya di rumah dan bermain di daerah sekitar.
Hari Jumat masih tanggal merah. Kata mama aku udah mendingan, udah mulai jailin mama dan adikku, udah bida lari-lari dan manjatin barang dagangan papa. Mama memastikan hari minggu, kami siap melakukan perjalanan jauh.
Hari Sabtu, mama sudah tidak menungguiku lagi di sekolah.
#OneDayOnePost
#EdisiCeritaBersambung
Om Islam sempat kaget kenapa tiba-tiba sekali. Setelah di kasih tau alasannya akhirnya diapun mendukung. Om Islam selama ini sangat berjasa sama mama di kantor, dia selalu melindungi mama, dan memberi kemudahan-kemudahan lainnya, dia juga yang merekomendasikan mama untuk di terima bekerja. Om Islam kemudian membawa aku dan mama menemui pak Abdurahman, anak dari pemilik kantor tempat mama bekerja.
************
Senin, hari pertama aku masuk sekolah setelah hampir seminggu libur. Aku masuk jam 8, mama sengaja datang ke sekolah terlambat agar aku tidak perlu mengikuti upacara bendera. Aku masih lemah dan kurang bersemangat. Kata orang-orang mukaku masih sangat pucat.
Mama menungguiku sepanjang hari di swkolah, aku bisa pulang kapanpun aku mau kalau merasa lelah di sekokah. Jam istirahat aku hanya berjalan-jalan dan melihat teman-temanku bermain. Mata mama tak sedetikpun berkedip mengawasiku saat bermain. Juga saat teman-teman mengajakku bermain benteng, mama bilang ke teman-teman sementara aku jadi penonton dulu.
Hari selasa, aku di antar papa. Saat jam istirahat mama sudah nangkring di depan teras perpustakaan, mama masih terus mengawasiku sampai jam pelajaran usai.
Hari Rabu jadwalku berolah raga. Aku masih bisa mengikuti pemanasan, namun saat semua bersiap-siap menuju lapangan sepak bola, mama meminta ijin kepada pak pelatih, bahwa aku masih masa penyembuhan dan belum bisa ikut. Pak pelatih menginjinkan, jadilah aku nangkring di sekolah sama mama. Karena aku terlihat bosan mama mengajakku ke pasar membeli buah, sudah beberapa hari aku tidak buang air besar. Mama membeli buah pepaya dan melon kesukaanku.
Hari Kamis tanggal merah. Kata papa kapanpun aku sudah terlihat sehat kami akan beragkat ke Jepara. Sayang, kata mama aku belum pulih banget. Selama tanggal merah aku dan adikku hanya di rumah dan bermain di daerah sekitar.
Hari Jumat masih tanggal merah. Kata mama aku udah mendingan, udah mulai jailin mama dan adikku, udah bida lari-lari dan manjatin barang dagangan papa. Mama memastikan hari minggu, kami siap melakukan perjalanan jauh.
Hari Sabtu, mama sudah tidak menungguiku lagi di sekolah.
#OneDayOnePost
#EdisiCeritaBersambung
No comments:
Post a Comment