Sep 3, 2016

Wajah itu

Saat kau menyakiti seorang anak, kau telah menyakiti dua orang. Anak itu dan ibunya.

Aku masih mengingatnya, wajah itu, kedukaan itu, kesakitan itu.
Kuhitung setiap tetes buliran air yang  keluar dari setiap sudut indah bola matamu.
Raut ketakutan, kegelisan, kegundahan. Ku simpan rapat-rapat semua, tidak di sudut hati, tapi mengalir setiap sendi. Menyelimuti hampir seluruh jiwa. Terpatri perih tak terperi.
Sakit, teramat sakit.
Aku harus kuat, untuk menguatkan. Tapi kakiku terasa lemah. Aku tak berdaya. Jiwaku goyah.

No comments:

Post a Comment