Walau bukan pengguna sepeda aktif, ada saat tertentu saya sedang senang bersepeda. Maka, nyaris kemana-mana menggunakan sepeda. Berbelanja, mengantar anak sekolah, atau sekedar ke belakang rumah. Uniknya, anak-anak lebih bahagia di antar pakai sepeda di bandingkan motor. Kalau salah satu di antar pake sepeda, pasti satunya lagi bertagih manja minta di anter dengan menggunakan alat transportasi yang sama.
Untuk si bungsu, masih bisa melaju dengan sumringah sambil berdendang ria, apalagi jalan yang di tempuh di tumbuhin puhon-pohon yang rindang, ternak sapi dan domba, juga hamparan kebun.
Giliran si sulung, saya harus mengeluarkan tenaga ekstra. Selain bobot tubuhnya yang tentu jauh lebih berat dari sang adik, belum lagi isi tasnya nyaingin berat belanjaan emaknya ke pasar, jalan yang di tempuh penuh dengan polusi dan hambatan. beruntungnya di daerah tertentu saya bisa ngeluyur karna jalanan menurun, tapiiii....itu berarti pulangnya kembali melewati jalan yang menanjak, dan ngos-ngosanlah saya.
Demi melihat kecerian di wajah para bocah, tak apalah. Mungkin ini akan jadi salah satu moment terindah buat kami kelak.
Ketika saya berpapasan dengan kerabat, kenalan, atau di tempat parkiran, tidak jarang mereka bertanya "tumben naek sepeda?" Atau "motornya kemana?" Atau lagi " kok sepedaan mba?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seolah-olah saya sedang menaiki alat transportasi terunik sedunia, hahaha..saya hanya bisa menjawab "sekalian olah raga"
Yup, selain senang bersepeda tujuan saya adalah mengolah ragakan badan, karna semenjak menikah rasanya olah raga saya tambah minim, apalagi ada bocah-bocah, jadi saya harus kreatif sedikit memilih olah raga yang sekiranya efisien dan menyenangkan. Sedangkan tujuan tersembunyi lainnya adalah salah satu upaya dalam penghematan pen geluaran anggaran rumah tangga, sekian dan terimakasih.
#OneDayOnePost
Untuk si bungsu, masih bisa melaju dengan sumringah sambil berdendang ria, apalagi jalan yang di tempuh di tumbuhin puhon-pohon yang rindang, ternak sapi dan domba, juga hamparan kebun.
Giliran si sulung, saya harus mengeluarkan tenaga ekstra. Selain bobot tubuhnya yang tentu jauh lebih berat dari sang adik, belum lagi isi tasnya nyaingin berat belanjaan emaknya ke pasar, jalan yang di tempuh penuh dengan polusi dan hambatan. beruntungnya di daerah tertentu saya bisa ngeluyur karna jalanan menurun, tapiiii....itu berarti pulangnya kembali melewati jalan yang menanjak, dan ngos-ngosanlah saya.
Demi melihat kecerian di wajah para bocah, tak apalah. Mungkin ini akan jadi salah satu moment terindah buat kami kelak.
Ketika saya berpapasan dengan kerabat, kenalan, atau di tempat parkiran, tidak jarang mereka bertanya "tumben naek sepeda?" Atau "motornya kemana?" Atau lagi " kok sepedaan mba?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seolah-olah saya sedang menaiki alat transportasi terunik sedunia, hahaha..saya hanya bisa menjawab "sekalian olah raga"
Yup, selain senang bersepeda tujuan saya adalah mengolah ragakan badan, karna semenjak menikah rasanya olah raga saya tambah minim, apalagi ada bocah-bocah, jadi saya harus kreatif sedikit memilih olah raga yang sekiranya efisien dan menyenangkan. Sedangkan tujuan tersembunyi lainnya adalah salah satu upaya dalam penghematan pen geluaran anggaran rumah tangga, sekian dan terimakasih.
#OneDayOnePost
Ih... keren mba. Naik sepeda. Suamiku juga rencana mau sepedaan ke kantor, biar gak buncit katanya. Hahaha
ReplyDeleteOlahraga hemat biaya plus sekalian jalan2 hehhee..
Delete