Dec 12, 2017

Ternyata ....

Jadi tadi sore kita berkunjung ke sebuah mall yang baru buka dan sedang heboh-hebohnya di kota Solo sejak opening beberapa pekan lalu. Setiap weekend, selalu penuh nyesek plus tumpah ruah meluber-luber. Banyak yang bilang sudah tidak bisa menikmati saking banyaknya pengunjung. Beberapa lihat postigan para instagramer menyiratkan suasana lumayan antusias dan ramai.

Kemudian saya berinisiatif untuk berkunjung saat non weekend dan kira-kira saldo gajian orang sudah mulai menipis :D. Kebetulan saya juga punya janji sama si bungsu akan memberikan kado saat dia kelar mempelajari Iqra. Dan itu sudah beberapa pekan. Jadi sekalian nyari.

Anak-anak yang mendengar berita tersebut berlompatan hingga mencapai plafon, ralat, pokok e heboh lah sampai histeris kegirangan. Dan dengan mudah saat diminta bersiap-siap. Hari-hari lain, jangan harap. Minimal satu jam sebelum keberangkatan.

Ba'da Asar kita berangkat. Saat nyampai parkiran cukup longgar. Masih tercium aroma cat. Dilihat dari luar, memang mal tersebut di design cukup mewah dan terkesan 'menarik pengunjung'. Saat di dalam, saya merasa tidak ada yang begitu special ataupun hal-hal yang baru kecuali temboknya yang masih bersih dan counter-counter yang rapi. Khas nuansa mal-mal kebanyakan.

Kita mulai menanyakan counter mainan, salah seorang karyawan menyebutkan lantai atas. Ketika mau ke atas satpam bilang di lantai bawah. Okey, kita ke atas dulu. Ternyata ini area bermain. Yang baru adalah rolcoster yang sedikit (keluar) mengelilingi gedung, patung-patung dinosaurus yang bisa manggut-manggut sambil mengeluarkan auman. Sisanya masih sama seperti kebayakan bermain ala-ala play zone area.

Akhirnya kita ke lantai bawah lagi, untuk menuntaskan tugas utama dulu sebelum bermain. Nah pas di bawah mereka bilang ke atas. Setelah itu ketemu counter mainan tapi kecil sekali dan tidak lengkap. Kemudian kita mampir ke counter roti. Nanya ke mbak roti, katanya di lantai bawah ... alamakkkk, ini karyawannya pada nggak kompak sih. Baiklah ... baiklah, ini masih baru, mungkin mereka tidak hapal. Akhirnya saya iya iya in saja tapi sudah malas nyari. Mending beli roti, kenyang.

Mas Kukuh beli kartu. Mengigat di sini harga per permainan rata-rata sama dengan satu bungkus nasi (nasi kucing, nasi padang, nasi pesel dan nasi-nasi lainnya), kisaran Rp 4900-30.000 jadi mamaknya yang kadang (tapi lebih tepatnya sering) hematnya kambuh ini kemudian berujar kepada anak-anak. "Dalam kartu ini saldonya ada 55ribu. Mama mau kalian pilih satu mainan saja ya. Sementara kalian milih, mama duduk di kursi itu." Kutunjukkan kursi tempat Kang Mas sedang beristirahat. "Nanti kalau sudah ketemu panggil Mama." Anak-anak yang soleh, baik hati dan tidak sombong ini setuju. Ada kali 20 menitan bergerilya mereka muterin nyari, akhirnya manggil. Sebuah permainan tembakan air. Karena Si Sulung mainnya lumayan ahli, berkali-kali dia dapat bonus tambahan waktu sampai pinggang saya pegel nungguin. Sedangkan si bungsu sudah KO di ronde pertama.

Kuserahkan kartu kepada kakanda, "Cuman kepakai 10ribu loo ... hebatkan?" Kerlingku. Coba saja dia yang nangkringin bocah, yakin deh 15 menit kartu sudah maasalamah.

Bagaimana dengan janji hadiahnya? Kebetulan besok harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) yes... moga dapat diskon 90 persen hahahhaha..