Aug 12, 2016

Beberapa Pertimbangan Ketika Memilih Sekolah Anak

Setiap keluarga pasti punya pertimbangan tersendiri ketika memilihkan sekolah buat anaknya. Namun satu jawaban utama yang sama, semua menginginkan yang terbaik.

Sebelum masuk sekolah dasar, kebetulan ananda Rafa berusia 6 tahun 1 bulan. Dia aku tawarin mau tetap di taman kanak-kanak setahun lagi apa masuk SD. Dia menjawab mantap kepengen SD. Dia juga udah ta wanti-wanti kalau SD ngga boleh telat, dan bermainnyapun ngga sebanyak waktu TK.

Ada beberapa jenis sekolah yang aku tawarkan padanya, setelah di seleksi dan konsultasi bersama suami tentunya.

Pertama, SD Negeri yang letaknya hanya beberapa meter dari rumah. Masuk setengah delapan pagi pulang awal, tapiiiii... sore kudu wajib TPA, ngga boleh tidak.

Kedua, SDIT. Masuk pagi pulang sampai sore, ngga perlu TPA lagi.

Ketiga, SD Islam tanpa T alias pulangnya masih jam 11an.

Dan di ambillah keputusan pilihan yang terakhir, pertimbangannya di lihat dari:

1. Karakter si anak
Rafa tidak suka berada di sekolah terlalu lama. Dia anaknya gampang bosanan apalagi kalau tempatnya itu-itu aja. Dia lebih senang sesuatu yang mengarah ke olah fisik dan praktik langsung. Dia hanya fokus di mata pelajaran yang di senengin. Kalau ngga disenengin bejimanapun di bujuk rayu, susyahhhh...

2. Karakter kondisi keluarga
Kasarnya sih salah satunya tentang perekonomian. Sekolah elito dengan penunjang sana sini tapi pas bayaran ortunya megap-megap, kan nyesekkk banget, walaupun semisal anak bahagia sentosa di sana.

Nah kebetulan ekonomi kami ini susah di tebak. Berhubung wiraswasta jadi pendapatan kadang di atas, kadang di bawah, kadang nyungsep entah kemana. Kami juga harus siap-siap semisal ekononi memang sedang memprihatinkan, tapi anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Lagi pula dia masih sekolah dasar, semisal biayanya udah nyaingin perguruan tinggi, rasanya sayang banget.

Pernah suatu ketika di komporin ma mak emak lain "mbakyuu.. demi anak-anak carilah sekolah yang terbaik, ini investasi jangka panjang lho.. masa kita bisa beli kendaraan tapi nyekolahin anak di tempat yang biasa-biasa aja"

Uhukss... mahaf saya mah kagak mempan digituan. Tak maulah sekolah anak sing mentereng tapi entar makannya pake nasi kuah garem doank. Besok bisa jajan, 29 hari kemudian puasa. Jadi kudu win win solution. Anak sekolah, tapi perekonomian keluarga tetap terjaga, damai amann dan sejahtera.. dan semuapun gembira, horeeee...

3. Karakter Sekokahan
Ini masih berhubungan dengan kedua hal tersebut di atas dan tambahnnya adalah Jarak tempuh.
Anak-anak kalau di anter memang cuman nangkring doank sambil menikmati pemandangan alam, tapi itu tetap menguras tenaga. Terlalu jauh bikin si anak capek, jenuh dan yang nganterpun tepar. Targetku tidak boleh lebih dari 3km dari jarak rumah.

Kan ngga lucu banget, sekolah harganya terjangkau, kualitasnya apik, anak juga suka, tapi letaknya di ujung lembah melewati bukit  berbatu, berkelok dan lurus lagi entah di mana.

Kalau bisa udah ada rekomendasi dari orang-orang terdekat yang pernah menyekolahkan anaknya di sana bahkan sampai lulus. Minimal 3 keluarga.

Me: "Rafa lebih suka sekolah waktu Tk apa Sd sekarang?"
Rafa: "Yang sekarang, Ma!" Jawabnya mantap.
Me: "kenapa emangnya?"
Rafa: "Temennya banyakkkkk...!"

Waktu TK Rafa sekelas cuman blas blasan orang di ampu 2 guru. Sekarang 38 murid dengan 1 guru. Tapi dia seneng  asalllll... ojo suwe suwee.. kalau kelamaan dia bakalan ngamuk di rumah.

Tidak ada hal yang muluk banget aku targetkan dari ananda Rafa ketika dia sekolah. Harapanku dia bahagia sekolah, senang belajar, berkawan dengan baik dan menghormati gurunya. Semoga pegalaman dan Ilmu yang dia peroleh selama sekolah membawa kebaikan dan manfaat untuknya kelak.

Setiap anak pintar dan membawa bakat serta rejekinya sendiri-sendiri. Semoga dia mempersembahkan sisi terbaik dari pribadinya. Semoga ya nak..

#OneDayOnePost

Aug 11, 2016

Ketika si Kecil Terserang Flu Singapore

11 June 2016
pukul 10 Am

Alfie mengeluh pusing, badannya terasa hangat. Aku berinisiatif untuk mengajaknya bobo siang.

Siang hari, suhu tubuhnya semakin tinggi hingga menjelang petang. Suhu mencapai 40 derajat. Alfie mulai gelisah, wajahnya tampak megar dan terus mengeluh pusing. Kami memberinya sirup penurun panas.

Hanya bertahan sebentar, suhu tubuh kembali naik.

Minggu pagi, ketika kami periksa bagian tenggorokannya terdapat bercak seperti sariawan. Batinku mengatakan ini mengarah pada gejala Flu Singapore.

Siang hari bercak semakin bertambah di wilayah telapak kaki dan tangan serta bibir. Yup, 100% Flu Singapore.

Alfie mulai mengalami kesulitan menelan makanan dan minuman. Dengan berbagai bujuk rayu beberapa sendok bubur yang aku blender masuk ke perutnya.

Senin dan selasa siang adalah hari dimana puncak betapa susahnya dia menelan sesuatu cairan melalui tenggorokan. Dia menangis, kadang menjerit histeris seolah apapun melewati rongga laksana pisau mengiris-ngiris bagian dalam mulutnya.

Segala macam upaya kami usahakan agar Alfie tidak mengalami dehidrasi. Walaupun susah payah beberapa teguk air madu dan bubur bisa tertelan. Selasa sore makanan yang masuk sudah lebih banyak. Sudah mau mengunyah dan minum jus buah dengan cara di sendokin. Bisa memasukkan makanan dan minuman ke perutnya itu seperti sesuatu banget.

******

Senin malam menjelang tidur, Rafa batuk. Dini hari menjelang saur, badannya terasa hangat. Kamipun membatalkan dia untuk turut saur dan membiarkannya terlelap.

Selasa siang, badannya kembali panas. Ku periksa tenggorokan dan telapak kakinya, nampak bercak merah.

Walaupun aku berusaha menghindarkan dia dari ketularan sang adik, tapi virus itu ternyata begitu kuat.

Sebelum Rafa mengalami masa di mana dia kesusahan menelan makanan dan minuman, sedini mungkin dia kuminta untuk makan dan minum yang bergizi dan banyak. Beruntungnya si anak kali ini patuh, sudah tidak terhitung berapa gelas susu yang dia minum.

****

Daerah Landasan Ulin Banjarbaru saat ini memang sedang epidemi Flu Singapore, kemungkinan besar Alfie mendapatkan virus saat di Bandara Bjb.

Selama anak tidak mengalami dehidrasi akut, penderita Flu Singapore tidak harus di rujuk ke rumah sakit. Dengan penanganan yang tepat Insha Allah dalam tempo 7 hari akan sembuh.

Flu singapore lebih sering menyerang anak usia di bawah 10tahun, namun beberapa info menyebutkan tidak menutup kemungkinan menular kepada orang dewasa.

Beberapa bercak akan mengalami penggelembungan yang berisi air dan pecah, hingga mengakibatkan rasa gatal pada penderita mirip seperti cacar air, bedanya bercak Flu Singapore menyerang pada area rongga mulut, bibir, telapak tangan, kaki, siku, lipatan lipatan dan anus. Beberapa penderita mungkin hanya mengalami di bebebrapa area. Sedangkan cacar air menyerang nyris ke semua permukaan kulit.

Ini adalah kali kedua anak-anak terkena virus Flu Singapore, dulu kami kira mereka terkena sariawan.

#latepost #OneDayOnePost

Pada suatu malam

Pembicaraan dengan cah bagoes Rafa beberapa jam yang lalu

Me : Suatu hari, cepat atau lambat untuk waktu sebentar atau lama kelak kita pasti tinggal berpisah, sayang.. Entah itu Rafa sekolah ke luar daerah, entah Rafa sedang camping atau jadi nganten.

Rafa: kalau jadi nganten pastilahhh....

Kami sedang nakan es krem bareng, nyaris keselek sayah.. astaga, cepet banget nyautinnya.

Me: Emang Rafa jadi nganten sama siapa? *coba nahan senyum maksimal*

Rafa: embohhh...

Semoga kelak engkau jadi Imam yang setia, bertanggung jawab dan selalu sayang keluarga ya nak...

#OneDayOnePost