Oct 7, 2016

Ada Apa Dengan Sepeda

Walau bukan pengguna sepeda aktif, ada saat tertentu saya sedang senang bersepeda. Maka, nyaris kemana-mana menggunakan sepeda. Berbelanja, mengantar anak sekolah, atau sekedar ke belakang rumah. Uniknya, anak-anak lebih bahagia di antar pakai sepeda di bandingkan motor. Kalau salah satu di antar pake sepeda, pasti satunya lagi bertagih manja minta di anter dengan menggunakan alat transportasi yang sama.

Untuk si bungsu, masih bisa melaju dengan sumringah sambil berdendang ria, apalagi jalan yang di tempuh di tumbuhin puhon-pohon yang rindang, ternak sapi dan domba, juga hamparan kebun.

Giliran si sulung, saya harus mengeluarkan tenaga ekstra. Selain bobot tubuhnya yang tentu jauh lebih berat dari sang adik, belum lagi isi tasnya nyaingin berat belanjaan emaknya ke pasar, jalan yang di tempuh penuh dengan polusi dan hambatan. beruntungnya di daerah tertentu saya bisa ngeluyur karna jalanan  menurun, tapiiii....itu berarti pulangnya kembali melewati jalan yang menanjak, dan ngos-ngosanlah saya.

Demi melihat kecerian di wajah para bocah, tak apalah. Mungkin ini akan jadi salah satu moment terindah buat kami kelak.

Ketika saya berpapasan dengan kerabat, kenalan, atau di tempat parkiran, tidak jarang mereka bertanya "tumben naek sepeda?" Atau "motornya kemana?" Atau lagi " kok sepedaan mba?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seolah-olah saya sedang menaiki alat transportasi terunik sedunia, hahaha..saya hanya bisa menjawab "sekalian olah raga"

Yup, selain senang bersepeda tujuan saya adalah mengolah ragakan badan, karna semenjak menikah rasanya olah raga saya tambah minim, apalagi ada bocah-bocah, jadi saya harus kreatif sedikit memilih olah raga yang sekiranya efisien dan menyenangkan. Sedangkan tujuan tersembunyi lainnya adalah salah satu upaya dalam penghematan pen geluaran anggaran rumah tangga, sekian dan terimakasih.

#OneDayOnePost

Oct 6, 2016

Persahabatan Putih Abu-abu


Seorang teman menanyakan nomer WA. Tidak berapa saat kemudian bergabunglah aku bersama teman-teman SMU. Deretan nomer asing dengan profil poto yang masih aku kenali, dan beberapa lagi buram karena tidak sedikit dari mereka memasang gambar bocah ataupun masih berupa angka-angka.

Senyum simpul tersungging saat melihat poto-poto kelulusan yang terpajang. Memang aku tidak terlihat di sana, atau mungkin masih terselip entah di mana. Tapi suasana itu seakan jelas mengalun syahdu di pelupuk mata, memutar dan membawaku ke masa silam. Suasana belasan tahun yang telah lalu, saat kami bersegera melepaskan seragam putih abu-abu. Aroma pilox, panggung, keceriaan dan tawa renyah teman-teman.

Kami masih unyu, sedikit nakal dan bebal. Tinggal di sebuah kota kecil yang masih jarang terjamah dengan peradaban.

Masa-masa puncak remaja dengan segala tingkat energi dan kegalauannya. Masa yang konon katanya sangat indah, detik-detik menuju kehidupan ke tingkat yang lebih dewasa.

Terimakasih kawan. Kalian pernah mewarnai masa-masa itu, sebagai bagian dalam perjalanan hidupku. Mungkin aku bukanlah siapa-siapa, hanya gadis pemalu yang kadang masih susah berkawan. Atau mungkin gadis membosankan yang tak tau aturan. Ataukan sosok yang menyebalkan? Entahlah, makhluk seperti apa aku dulu di mata kalian. Satu yang pasti, kalian sungguh luar biasa dan sangat berarti. Terimakasih atas persahabatan yang pernah terjalin, hingga kini dan nanti.

#OneDayOnePost

Catt: poto di ambil dari screenshoot group

Oct 5, 2016

Sepeda untuk Alfie




"Mama punya sepeda, papa punya sepeda, aa punya sepeda, dede ngga punya, huwaaaaaaa...." bersedu sedanlah dia meratapi ketiadaanya memiliki sepeda.

Rapa telah berganti sepeda dengan ukuran yang lebih tinggi. Sedangkan sepeda bekasnya sebenarnya masih layak dipergunakan kalau saja kami perbaiki. Pikirku, ini sepeda bekas di beli seharga kurang lebih Rp200ribu dulunya. Di hitung-hitung ongkos buat benarin seperti ganti ban dalam, ban luar plus ganti rantai, roda tambahan, belum lagi service kayanya bakalan nyaingin harga aslinya. Padahal kalau beli yang baru Rp400rb dah dapet tuh.. jadilah antara membenahin sepeda lama atau beli yang baru masih tarik ulur.

Di beberapa kesempatan tertentu Alfie pasti menghubung-hubungkan tentang ketiadaannya memiliki sepeda. Semisal saat aku berceloteh "mainanmu kan udah banyak, Fie. Itu aja kadang susah beresinnya" maka jurus andalannya akan keluar "tapi aku tidak punya sepedaaaa" maka, skak matilah saya.

Hingga pada suatu ketika, Alfie demam. Beberapa hari tidak masuk sekolah dan kurang bersemangat. Maka akupun menjanjikan dia nanti kalau sudah sehat bakalan beli sepeda baru. Saat  dia benar-benar sehat, aku ingin menunaikan janjiku itu. Tapi mas Kukuh kurang berkenan, mengingat Alfie masih terlalu kecil untuk menaiki sepeda. Dulu Rafa kami belikan sepeda saat berusia 6 tahun, dan tentu saja karna Rafa termasuk anak yang begitu lincah dan aktif, sedangkan Alfie belum terlihat se energic Rafa. Setelah negosiasi alot dan pertimbangan siapa yang bakal stand by saat si bocah sepedaan, ijinpun turun. Siapakah orang yang bakal stand by always di sisinya itu selama dalam pelajaran? Siapa lagi kalau bukan  emaknya.

Namun, ketika semua ijin telah di peroleh, belum juga terlaksana membelikan sepeda karna mas kukuh sedang nggak enak badan, lemes, meringkil-meringkil, masuk angin dan pilek. Beberapa hari kemudian Alfie tertular, badannya kembali hangat.

Hari minggu kemarin tepatnya acara keluarga, arisan. Mulanya aku setengah hati untuk mengajak Alfie turut serta, tapi mengingat jaraknya masih di wilayah Solo dan kebetulan yang ketempatan adalah kami rasanya kurang nyaman juga kalau tidak hadir. Pikirku biar Alfie sedikit mendapat udara segar, nanti di acara biar duduk anteng saja.

Pulang acara langsung lewat toko sepeda. Sayang banyak toko yang tutup. Ada yang buka tapi harganya tak kira-kira mahalnya. Kami memiliki toko langganan sepeda yang tidak usah pakai tawar menawar lagi. Akhirnya aku bujuk Alfie untuk bersabar sampai ke esokan harinya.


Hari senin, seperti waktu yang cukup panjang baginya. Jemput Rafa pulang, rombongan langsung meluncur. Sepeda kecil untuk ananda Alfie tersayang telah nangkring di rumah dengan selamat.

#OneDayOnePost

Oct 4, 2016

Pertolongan pertama pada luka knalpot

Sekitar sebulanan yang lalu mungkin menjadi hari yang menyedihkan buat kami sebagai orang tua, trutama yang di rasakan ananda Alfie. Anak umur 5 tahun tersebut mengalami luka bakar di kakinya akibat terkena knalpot yang masih menyala.

Hari jumat Alfie dan Rafa pulang di jam yang sama  dengan lokasi yang terpisah. Pada saat tertentu memang masih bisa salah satu diantara mereka untuk menunggu, karna jaraknya sebenarnya tidaklah terlalu jauh.

Berhubung saat kejadian kami sedang sama-sama longgar, jadilah berbagi anak. Aku jemput Rafa sedangkan papanya jemput Alfie. Mas Kukuh datang lebih awal beberapa detik sebelum aku tiba di rumah. Alfie menangis sangat kencang.

Mas kukuh memakai sepeda motor pinjeman model cowok  yang notaben tanpa pengaman knalpot, tidak seperti sepeda motor pribadi yang aku pakai, motor mstic dengan pelapis knalpot. Alfie buru-buru turun sesaat tiba di halaman, dia ingin segera memperlihatkan hasil karya yang baru dibikin waktu di sekolahan. Sebuah es krem mainan. Walau memakai celana panjang, saat turun kakinya tersingkap dan tepat mengenai kaki belakang kanannya.

Bukan lagi melepuh seperti saat kita tersiram air panas ataupun memegang benda yang membuat kulit kita melepuh. Tapi, kulitnya langsung terkelupas dan memperlihatkan bagian daging berwarna putih seukuran telapak bayi.

Jangan di bayangkan perasaan ibunya saat itu, perih.. sakit. Orang dewasa saja mungkin akan mengerang nyeri. Ya Allah.., aku tak tau lagi apa yang harus ku perbuat untuk meredam sakitnya selain memeluk dan berusaha menenangkannya. Alfie, terus menjerit kesakitan.

Mas kukuh segera membeli perlegkapan perawatan di apotik. Pelajaran, sedialah selalu P3K di rumah terutama untuk luka bakar. Walau telah memiliki beberapa perlengkapan, tapi ternyata sudah lama tidak di periksa selain isinya obat-obatan.

Pertama,  di sisi sisi luka (tidak termasuk bagian daging yg terlihat) dibersihkan dengan menggunakan cairan anti septik. Memberi obat merah, beberapa saat kemudian mengoleskan di permukaan luka dengan salep Bioplacenton. Luka di tutup menggunakan kain kasa yang pori-porinya lebih rapat, dan memperbannya dengan kasa berpori besar.

sekitar 3 hari pertama perban  selalu di ganti. Kain akan menempel di bagian luka, untuk memudahkannya pelepasan perban, kaki si anak harus di guyur menggunakan air hangat. Saat itu aku pura-pura aja mandiin, soalnya kalau keliatan mengguyur langsung bagian luka, Alfie pasti berontak. Jadi saat-saat terakhir, bersiap-siap dengan air hangat yang telah di kasih cairan antiseptik, kemudian di guyurin, byurrr.... dan menangislah dia histeris "mamaaaaa!!!!" Maafkan mama sayang...

4 hari berikutnya, perban di ganti setiap 2 hari. 2 minggu kemudian luka mulai di angin-anginkan agar cepat kering. Sekitar 3 mingguan kalau tidak salah ingat, alhamdulillah.. luka benar-benar kering. Sempat terkena infeksi, menggelembung berisi cairan karna tanpa sengaja di garuk si anak.

Luka di kaki Alfie mungkin membekas dan berangsur-angsur pudar. Tapi luka di hati mamanya.. sampai saat ini masih sangat terasa :(

#OneDayOnePost

Oct 3, 2016

Perpustakaan di daerah Solo dan sekitarnya

Mari berkenalan dengan dua perpustakaan di daerah Solo dan sekitarnya yang biasa kami kunjungi. Ke dua tempat ini memiliki keunggulan sendiri sendiri.

1. Perpustakaan Daerah
Terletak di Jl. Hasanudin No. 112 Surakarta

Telephone: (0271) 734337.

*Buka setiap hari, namun saat weekend sepertinya hanya dari jam 8 sampai jam 4 sore. Jam kerja sampai pukul 19.00

*Satu kartu anggota bisa meminjam buku sebanyak 2 buah dengan jangka waktu 14 hari dan dapat di perpanjang sebanyak 14 hari lagi dengan konfirmasi terlebih dahulu.

*Menyediakan ruangan privasi, area yang cukup luas, fasilitas komputer, juga area lesehan baca.

* koleksi buku cukup banyak dan lengkap tapi sepertinya belum terlalu update. Buku-buku keluaran baru masih jarang di temukan.

2. Perpustakaan Ganesa
Terletak di Jl. Raya Songgo Langit No.30, Gentan, Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57194.

Buka setiap hari dari jam 9 sampai jam 5 sore.

Ciani Limaran, adalah pelapor perpustakaan ini hingga masuk ke otak saya hahhaha..btw, matur tengkyuh very much cah ayu..

Ini perpustakaan yang hommy en friendly banget. Koleksi bukunya begitu lengkap dan terlihat sangat terawat walau kadang masih di temukan beberapa tambalan, khususnya buku anak-anak. Cukup dimaklumin.

Ruangan terpisah untuk bacaan anak-anak dan dewasa. Bergelar karpet hingga memudahkan selonjoran dan leyeh-leyeh menikmati buku. Di sediain pula bantalan dengan ruangan sejuk.

Satu kartu bisa untuk 4 buah buku dengan jangka waktu selama 10 hari dan dapat diperpanjang lagi selama 10 hari kedepan dengan catatan bukan buku keluaran teranyar.

Cukup jauh memang jaraknya dari rumah, tapiii.. demi mendapatkan buku yang berkualitas dan murah meriah, jarakpun bukan lagi masalah.

Di perpustakaan ini juga saat tertentu mengadakan event, telling story, kursus bahasa inggris, dan kreativitas lainnya.

****

Karena kedua perpustakaan ini, budged pengeluaran rumah tangga kami jadi lebih terselamatkan. Merdekaaa...

#OneDayOnePost

Oct 2, 2016

Me and Baking Soda

Sudah berbulan-bulan belakangan ini saya rutin menggunakan produk baking soda. Murah meriah dan sangat bermanfaat. Baik untuk kesehatan dan salah satu campuran untuk bersihin perkakas dapur.

Inilah beberapa di antaranya:
1. Menambahkan sedikit soda kue ke dalam rebusan sayur agar warna hijaunya tetap terjaga.
2. Menambahkan ke adonan gorengan biar lebih renyah.
3. Menambahkan ke minuman kopi untuk mengurangi asam lambung.
4. Membersihkan kompor.
5. Sebagai scrub wajah, karna saya jarang menggunakan make up jadi hanya cukup menggosok lembut ke kulit wajah, bersihkan. Hasilnya, kulit muka lebih lembut, bersih dan tidak kering. Sehari 1x. Udah berbulan-bulan pula ngga pernah beli sabun cuci muka lagi.
6. Campuran lulur badan.
8. Campuran shampo ataupun conditioner saat makai *kalau rajin*. Hasilnya, Kulit kepala lebih bersih dan sehat.
9. Obat kumur.
10. Bisa di campur ke pasta gigi, atau pure soda kue *hanya sesekali, kurang rajin kalau ini*
11. Pengganti cairan antiseptik buat campuran air di bak mandi anak-anak saat tertentu.
12. Mencerahkan area lipatan badan.

Menurut pengamatan saya yang abal-abal, ada dua macam soda kue di pasaran. Pertama versi curah alias yang bisa di beli dengan kiloan dan yang kedua versi sachet berukuran 1 ons. Sedangkan yang bermerk ngga pernah beli, terlalu mahal buat di pakai sehari-hari bagi saya.

Nah setelah di uji coba, saya lebih suka dengan soda kue sachet an ini dengan gambar bunga berwarna hijau atau merah. Produknya memang sedikit kasar seperti scrub dan tidak panas. Sedangkan yang curah terlalu lembut dan sedikit panas saat menyentuh kulit.

Pernah juga beberapa kali kutemuman soda yang keruh. Jadi menurut saya *masih versi abal-abal* soda kue yang bagus buat kulit adalah saat bercampur air, air tersebut masih terlihat jernih dan tidak keruh sama sekali.

Harga soda kue ini di pasaran Solo berkisar Rp1300 - 1500/setengah ons. Sedangkan versi curah Rp4000/seperempat kg.

#OneDayOnePost

Oct 1, 2016

Menumbuhkan minat baca sejak dini

Saya bukan dari keluarga hobi baca. Sejak kecil buku termasuk barang langka, ketersediaannya berada di urutan kesekian setelah urusan pangan sandang papan terpenuhi. Buku yang saya kenal adalah buku pelajaran. Bacaan fiksi penggugah selera adalah majalah bobo, di sewakan oleh teman sebesar Rp 25. Dan inipun saya tak bisa membawanya pulang, karna hanya bisa numpang baca kepada temannya teman yang menyewakan.

Waktu terus berlalu. Saya mulai memahami betapa pentignya membaca. Membaca buku sama dengan mengambil intisari kehidupan seseorang ataupun alam yang telah tersaring dengan sedemian rupa, di bingkai dengan sangat indah hingga berbentuk buku. Saya tidak mau anak-anak mengalami keterlambatan tertarik dengan dunia perbukuan seperti hal orang tuanya di masa silam.

Ketika Rafa lahir  saya mulai mencari-cari buku dongeng. Membacakannya di sela-sela kegiatan terutama pas tidur. Mengajak ke toko-toko buku, pasar loak yang menjual buku bekas, menyediakan buku-buku yang bermanfaat dengan sampul dan gambar yang ceria. Mempersilakannya memilih buku ke sukaan.

Buku mulai terlihat di rumah kami, di atas meja, etalase, kasur, bahkan dapur. Menyisihkan sebagian rejeki untuk membeli buku yang bermanfaat dan di senangi para bocah.

Waktu terus berlalu. Untuk mendapatkan buku sekarang tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Cukup datang ke perpustakaan. Maka ratusan bahkan ribuan buku mungkin bisa kita dapatkan secara gratis.

Hanya buku-buku tertentu saja sekarang saya belikan sebagai koleksi yang sekiranya di baca bisa berulang-ulang. Misalnya Ensiklopedia.

Ibarat menanam, pohon itu mulai tumbuh dan mulai memperlihatkan buahnya walaupun masih sangat ranum. Di usia 8 tahun 2 bulan, untuk pertama kali Rafa, nangkring dan begitu menikmati bacaannya selama 3 jam nonstop. Jeda cuman buat pipis doank dan minum. Sebuah komik Edukasi, Science Up! tentang Kutub utara dan selatan terbitan BIB.

Hari-hari berikutnya, bukan pemandangan asing lagi mendapati dia mojok entah dimana dengan buku kegemarannya. Bahkan buku-buku dengan minim gambarpun mulai di lahapnya. Ada hal lain yang aku perhatikan dan rasakan ketika waktunya banyak di habiskan di buku, yaitu emosinya. Yup, saat tertentu Rafa kadang masih kesulitan mengelola emosi yang meledak-ledak. Namun terlihat sangat jelas, dia mulai terlihat lebih bijaksana mengelola emosinya saat marah ataupun sedih apalagi kalau sedang di tempat umum. Mulai faham dan bisa di ajak bekerja sama dengan baik.

Begitupun Alfie, terlihat menikmati buku yang tersaji. Setiap malam ataupun waktu-waktu tertentu meminta sang emak membacakan buku cerita pilihannya. Begitu antusias saat melihat buku-buku yang baru nyampai, seolah melihat mainan baru di turunkan dari planet lain.

#OneDayOnePost