Mar 22, 2016

Bermain dengan Alam


Biarlah mereka bilang kami kampungan, ndeso, irit bin pelit

Biarlah mereka menilai kami ketinggalan jaman

Biarlah.. biarlah, tidak usah terlalu memikirkan apa yang mereka bicarakan

Karena belum tentu mereka benar benar mempedulikan.

******

Lahir dan besar di sebuah hutan belantara, di pucuk pegunungan nun jauh disana membuatku lebih sering bercengkrama dengan alam. Bersepeda mengelilingi pedesaan, berenang mengitari sungai tertawa dan berlari bebas.

Dan sekarang, giliran mereka... bermain di taman, turun ke sawah, nyemplung di sungai dan sepuasnya bermandikan hujan saat tiba *dengan catetan kondisi tubuh sedang prima* Tak masalah basah ataupun kotor, ada rinso yang mencuci dengan kekuatan super jadi serahkan saja pada ahlinya *ngelap keringat di jidat*

Simpan gadged, matikan tivi, laptop, lupakan PR ****opsst..
mari ke luar dan bersenang-senang

Mereka akan terus tumbuh, kelak kami akan mengenang semua ini sebagai salah satu bagian yang sangat indah saat lahan semakin sempit dan kemajuan tekhnologi semakin menguasai dunia.

#OneDayOnePost

9 comments:

Lisa Lestari said...

Pasti seru...syukurlah anak-anakku lebih senang bermain dengan teman temannya daripada dengan gadgetnya. Bermain layang-layang bahkan kelereng. Congklak, tali, dan bersepeda.

Unknown said...

Rindu masa masa dimana gadget tak berkuasa, hanya teman teman lah pelipur duka,. Tapi itu dulu,. Hiks hiks..

denik said...

Memang begitu seharusnya dunia anak-anak. Bukan dengan duduk manis memegang tab (main games).

Emka Nahrawi said...

back to nature. Pengen masukin anak ke sekolah alam, tapi jauuhh.

Unknown said...

Masa kecilku juga gitu, jadi terselamatkan... hehe

Nychken Gilang said...

Dulu aku anak hutan. Suka banget main di kebun

Ai-Raa said...

sampe skrng"bercengkrama dgn alam saya sukaaa^^
slalu menyenangkann:D

Dewie dean said...

Masa kecilku bgt bu

Unknown said...

Jadi kangen masa kecil nih...