Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menulis tentang virus tomcat dan dampak akibatnya serta pengobatan ketika terkena penyakit tersebut. Tentu saja berdasarkan pengalaman pribadi bertahun-tahun berdampingan dengan hewan kecil monster yang sungguh tidak pernah diharapkan kedatangannya.
Kali ini penyakit serupa kembali hadir, cuman tidak diketahui penyebabnya secara pasti, karena sudah lama tidak melihat monster cilik tersebut berkeliaran di sekitar rumah. Bentuk di kulit seperti koin kecil lonjong dan beberapa berisi air kecil kecil. Kali ini menyerang nyaris kami berempat (papanya anak-anak cuman sebiji dua)
Pengobatan pertama menggunakan salah satu salep kulit *lupa namanya* tapi tidak begitu berpengaruh. Pindah ke salep Acifar Aciclover, pengaruh dikit. Ganti lagi ke Ikaderm Clobetasol Propionate, nah yg ini lumayan membantu cepat kering di bagian luka.
Saya tidak begitu sabaran dengan salep-salep tersebut di atas. Pergi kedapur, nyari ramuan nenek moyang, dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim, tumbuk beberapa biji bawang putih, campur beberapa tetes minyak zaitun dan hap.... huwaaaaaaaa.... mau nangis darah, berasa dikuliti pakai silet kemudian di siram cuka. Perihhhhhhh niannnn bowwwww... uji coba pertama ngga kuat, hanya beberapa detik langsung guyur air sampai perihnya hilang. Baru bisa bernapas lega.
Tapi, gatel menyiksa. Rasanya kalau disuruh milih, perih lebih mendingan ketimbang gatel, karna saat gatel seluruh otak yang terpikir cuman garuk2 *cem monyet sajo* akhirnya kembali melirik salep bawang putih. Sebelum eksekusi, melakukan ritual-ritual terlebih dahulu. Minum, relak, dengerin musik, mandi, makan dan lain sebagainya yang sekiranya bikin saya tenang, kenyang dan bahagia.
Wokeh, pengulitan di mulai. Kali ini minta bantuan kang mas, biar saya bisa konsentrasi keperihan tanpa susah-susah nempelin itu ramuan. Dan tibalahhhhh..... Arrrggggghhhhhhh....diempet sambil gigit tiang jemuran, bergelinjang ke sana ke mari, kaki menghentak hentak macam orang sakau, mata merem melekk... ya Allahhh perih banget. Tapi otakku bersitegang "aku pasti kuat, aku pasti kuat, bertahanlah."
15 menit pertama adalah perih yang sangat menyiksa, setengah jam berikutnya, 10% perih berkurang. 1 jam udah mulai terbiasa. Hingga berlangsung 2 jam-an, amat terbiasa. Masih perih kurang lebih 4 jam an di lepas dan guyur. Efek perih masih berasa selama seharian penuh. Hari berikutnya perih sedikit, beberapa area melepuh, tetapi gatel telah lenyap di telan bumi.
Hari ketiga, masa mengeringan dan sudah tak berasa apa-apa lagi.
Masih berdasarkan pengalaman pribadi juga, bawang putih sangat manjur menyembuhkan jerawat. Karna bawang putih mengandung anti virus, anti jamur, anti radang dan masih banyak lainnya (bisa di liat di mbah google yak..)
Biasanya jerawat yang mau muncul, di oleskan bawang putih tumbuk akan segera kempes.
Cattatan, bisa saja dampak yang diterima setiap orang berbeda, sebaiknya dilakukan uji coba di sedikit area. Dan yang lebih penting lagi, karna efek perih teramat sangat, ramuan tidak di anjurkan untuk bayi dan anak-anak.
Waktu kecil, saat kami mengeluh sakit perut, biasanya ibu memberi bawang putih yang telah di bakar di perapian. Rasanya getir, empuk dan menurutku enak.
Owiyah beberapa tahun yang lalu, sempat juga merhatiin seorang ibu yang doyan mengkonsumsi bawang putih mentah. Tebakanku umurnya 50tahun kalau di liat menikah muda dan anaknya sudah berusia 30 tahunan. Dan wawww amazing, kulitnya kencang ala Chiness muda. Hemmm.. ada yang mau coba?
#onedayonepost
4 comments:
Mikir2 dulu mbak... Seperih apa kah nantinyaaa
ah perih kali tuh mbak...
nggak ku ku deh
Kalau buat jerawat yg belum ada lukanya ngga perih2 banget kok.. yg perih pake banget itu kalau lukanya dalem dan banyak hikss..
Kalau tidak dicoba manalah tahu mba, bisa aja saya yang mendeskripsikannya terlalu lebay hehhehe..
Post a Comment