Ritual sebelum bobo cah bocah wajib buang air kecil, gosok gigi dan cuci tangan kaki. Jangan lupa berdoa, horayyyy .... ini kalau sikonnya lagi normal, bejimana kalau di luar daripada itu. Sebut saja si sulung. Kadang bisa ketiduran saat megang pensil, maen petak umpet, bahkan pas sedang duduk anteng tenang damai sentausaaa. Diminta siap-siap bobo, bilangnya nkooo sek ma atau.. iya.. iyaa..iyaaa... sejak 3 jam yang lalu tetiba aja udah merem. Maka ritual wajibnya terlewatih. Haiyahhh...
Jadi kemaren, emaknya yang lagi baik hati karena dapat hadiah piring setelah beli sabun cuci inih akhirnya cuman ngurusin si bungsu. Pas matiin lampu aku ngerasa telapak kakinya Rafa kasar, waduhh ... ini tanah menggumpal pikirku. Akhirnya ngambil kain yang udah dibasahin, kasih penerangan pakai lampu emergency, karena kalau pakai lampu biasa, si bungsu bakalan melek terang benderang lagi.
Kakinya jadi terlihat dengan lebih fokus dan seksama. Kasar tersebut ternyata bukan dari lapisan tanah or debu. Kotor memang tapi tidak seberapa. Gurat gurat tersebut lebih tepatnya karena goresan-goresan. Tidak hanya di telapak kaki, sisi lainnya juga demikian. Ada luka goresan yang baru menutup. Ada luka berbentuk semacam pernah terbelah, dan banyak lagi... banyak lagi. Hikss ....
Selama ini memang dia jarang mengeluh kalau kakinya sakit atau apa, pernah meng 'anduh-anduh' tapi cuman sebentar setelah itu berlarian lagi seolah semuanya biasa biasa saja. Dia memang suka jumpalitan, pelongsoran, bergulung-gulung dan sejenisnya. Adakalanya hanya bertelanjang kaki.
Suatu ketika lagi ketika berlarian menyundul bola, lututnya tersunggkur hingga kulitnya mengelupas dan memamerkan lapisan daging merah yang mengangan dia merintih sakit sebenarnya tapi kemudian kembali tertawa. Ahhh ... kenapa sekarang mamanya yang terasa perih. Kubersihkan perlahan dengan ruapan doa .. semoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu, Cah bagoes mama...
Jadi kemaren, emaknya yang lagi baik hati karena dapat hadiah piring setelah beli sabun cuci inih akhirnya cuman ngurusin si bungsu. Pas matiin lampu aku ngerasa telapak kakinya Rafa kasar, waduhh ... ini tanah menggumpal pikirku. Akhirnya ngambil kain yang udah dibasahin, kasih penerangan pakai lampu emergency, karena kalau pakai lampu biasa, si bungsu bakalan melek terang benderang lagi.
Kakinya jadi terlihat dengan lebih fokus dan seksama. Kasar tersebut ternyata bukan dari lapisan tanah or debu. Kotor memang tapi tidak seberapa. Gurat gurat tersebut lebih tepatnya karena goresan-goresan. Tidak hanya di telapak kaki, sisi lainnya juga demikian. Ada luka goresan yang baru menutup. Ada luka berbentuk semacam pernah terbelah, dan banyak lagi... banyak lagi. Hikss ....
Selama ini memang dia jarang mengeluh kalau kakinya sakit atau apa, pernah meng 'anduh-anduh' tapi cuman sebentar setelah itu berlarian lagi seolah semuanya biasa biasa saja. Dia memang suka jumpalitan, pelongsoran, bergulung-gulung dan sejenisnya. Adakalanya hanya bertelanjang kaki.
Suatu ketika lagi ketika berlarian menyundul bola, lututnya tersunggkur hingga kulitnya mengelupas dan memamerkan lapisan daging merah yang mengangan dia merintih sakit sebenarnya tapi kemudian kembali tertawa. Ahhh ... kenapa sekarang mamanya yang terasa perih. Kubersihkan perlahan dengan ruapan doa .. semoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu, Cah bagoes mama...