Apa kabar blogku sayang? meski puluhan media sosial kujelajahi, namun tak pernah bisa membuatku berpaling darimu, eaaaa ... ikie sajak e mau nulis apa sih?
Jadi ceritanya kemampuan menulis saya sepertinya sedang berada di garis cukup rendah. Saya tidak tahu sudah berapa tulisan yang saya ketik, entahlah. Begitu banyak hal yang terlewati selama tidak menjamah layar ini. Jemari saya masih terasa kaku. jadi ini ceritanya semacam pelemasan.
Owiyah, terhitung sejak ramadan tahun 2021 kami tinggal di pedesaan. Desa yang masih banyak pohonnya, burung-burung bertengger, ternak, kebun, dan sejenisnya. Alhamdulillah, walau di desa yang mungkin masih masuk kategori tertinggal, kami dianugerahi tetangga-tetangga yang baik.
Kenapa pindah? Tempat tinggal terdahulu sudah terlalu ramai, berisik, dan panas. apalagi di masa pandemi ini mengharuskan kita untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Dan pilihan di pedesaan adalah salah satu cara agar tetap calm neng omah.
Sebenarnya pilihan tinggal di desa ini tidak ada niatan ataupun cita-cita sih, hanya saja pas hunting rumah delalah nemunya ya di desa, desa yang tidak terlalu jauh juga dari perbatasan kota Solo.
Belum genap kami menempati rumah di desa, akhirnya corona itu mampir juga ke keluarga kami.
to be countinue ...
No comments:
Post a Comment