Dec 5, 2007

Selamat jalan Bapak Kuwait times


Gerimis hujan masih membasahi bumi kuwait ketika pertama kali kakiku melangkah ke halaman kantor kuwait times, nyaris dua tahun yang lalu. Seorang wanita memanggil ketika kami ternyata tlh melewati kantor yg di maksud (hampir menuju kebelakang), dia mempesilakan kami masuk dan menunggu. Hilir mudir orang keluar masuk dari kantor itu, ada yg cuek namun ada jg mulai memperhatikan kami. Seorang kakek tua menggunakan didasha pakaian khas arab terlihat membagikan sejumlah uang kepada resepsionist, mungkin karna mo menyambut lebaran idul adha kali yah.. .

setelah proses interview yg sangat singkat, dan sebenarnya saat itu wawancaraku tak sukses aku langsung berhadapan dengan meja komputer dan program2 baru yg saat itu jg gak sukses. tanganku masih panas dingin, kakek yg membagi2 kan uang di ruang depan tadi menghampiriku "everyting is OK?" tanyanya ramah membuyarkan kebekuanku "yes sir.." jawabku singkat dengan tersenyum. siapa dia? batinku bertanya..

setelah di nyatakan di terima, setiap sore nyaris kembali kuliat kakek itu, semua karyawan menyalaminya, sangat hormat padanya, akhirya ku beranikan diri bertanya pada yg lain, barulah kuketahui kalo dia adalah pemilik kuwait times, lha terus siapa yg mewawancaraiku kemaren katanya dia jg bos.. OOooo ternyata dia anaknya.

karna tidak ada ruangan khusus buat solat para wanita, kami biasanya menggunakan ruang perpustakaan yg persis bersebelahan dengan ruang kakek itu, kalo dia buka pintu otomatis gerak gerik kami akan terlihat olehnya, sapa saja yg absent akan ketahuan olehnya.

ketika dia liat aku selesai solat tidak satu dua kali dia menghampiriku, mendoakanku.. serta sanjungan2 yg tentu sejujurnya belum pantas aku dapatkan, kan dia gak tau yakk aku solatnya dah bener gak yakk.. hehhe..

dan suatu ketika kembali, aku solat asar nyaris jam 5 sore, setelah solat kali ini dia memanggilku. Aku sempat GR aduh.. jangan2 mo bagi2 duit lagee neh..

"kamu solat apa? magrib?"
"asar sir" jawabku nyante
"mana tanganmu sini..!!!" dia melotot
"hah.. why sir"
"jam berapa ini, sini kamu biar ta pukul" begini pokoe kalo di basa indo kan.., aku cuman terdiam dan tertunduk terus bilang "sory sir" melemah deh..
"aku gak mau liat kamu solat ampe setelat ini pokonya ini yg terakhir awas lo yah.. gak ada ampun"
"iyah sir..im promise" trus aku di persilakan buat keluar.

setelah itu promise tinggallah promise toh kadang2 masih telat, tetapi harus di siasati nyari tempat lainn. ato liat2 sikon dolo beliau ada gakk.. kadang sambil mengendap2 sayah.

Beliau pigur bapak yg baik dan penuh kasih, siapapun yg pernah berjumpa dengannya akan menaruh hormat, namun beliau jg bukan tipe bapak kolotan ,sering terlihat bercanda, kadang aku bener2 kena sasaran pukulannya..

tadi malam masih kulihat dia tersenyum seperti sedia kala, menyapa dan bercanda, tak ada yg berubah dalam dirinya, beliau sempat mendorong kursiku sembari tersenyum dan mengucapkan kalimat 'Allah.. Allah..', dan ketika aku bermaksud masuk ke ruang server beliau masih sempat melambaikan tangannya seperti yg sering beliau lakukan setiap kali bertemu sambil mengucapkan salam, tak pernah ada pirasat apapun kalo itu lambaian terakhir beliau yg kuterima, siapa yg pernah menduga kalo malam itupun malaikat2 sedang bersiap2 menjemput nya.., pagi ini..

beliau, Mr Al-Ayan telah berpulang untuk selama-lamanya... kembali kepangkuan Yang Maha pengasih. menurut sumber beliau terkena serangan jantung, walopon pagi itu jg beliau masih sangat terlihat segerrrrrrr buger

Selamat jalan sir.. damailah engkau disana, semoga tempat terindah yg jauhhhhhhhh lebih indah yg pernah engkau temui, semoga Allah dan malaikat-malaikat -Nya menyambutmu dengan suka cita..

ya Allah ampuni segala dosa-dosanya terimalah segala amal baiknya..amin.

sejarah singkat tentang beliau..
Kuwait Times Publisher and Editor-in-Chief Yousuf Saleh Al-Alyan passed away this morning. The highly respected former diplomat served as a leading light of journalism in Kuwait, the first to found a daily newspaper in the Arab Gulf region in 1961. Among only a handful of Kuwaitis who traveled to Europe in the first half of the Twentieth century, Yousuf Al-Alyan studied economics in London and obtained a degree before returning to his native land. He worked as an envoy for the Saudi Arabian government, appointed during the reign of King Saud to France. He spoke several languages including Arabic, English, French, Italian and Persian. In 1961, Al-Alyan opened the first daily newspaper and the first English language newspaper in the Arab Gulf. He was one of the founding members of the Kuwait Journalism Association and served as its honorary president. He served as KJA chairman from 1978 to 1979, 1980 to 1981, 1982 to 1983, 1984 to 1985, 1990 to 1992. Throughout his lifetime, Al-Alyan traveled widely and met many key business and political figures. Soft spoken and serious, Al-Alyan had lived to see the dramatic changes brought about by the advent of oil wealth in Kuwait. Al-Alyan saw a free press as a fundamental necessity for a functioning democracy and hailed Kuwait's long tradition of free speech and freedom for its citizenry.- kuwait times

5 comments:

azfaAZ said...

inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.... :(

Anonymous said...

Allah yarhammu!

Btw..mana sambungan kisah cintanya lagi? penasaran neh... jangan lama2 downg update nya...:)

Raida said...

um Ibrahin;
hihihi... aku msh rada2 sungkan neh mba.. soale sedikit memalukan dan memilukan ceritanya.. hiks.. makanya lagi maju mundur.. cerita gak.. cerita gak..

Anonymous said...

turut berduka cita...

Anonymous said...

anna ikut berduka...