Apr 24, 2016

My Baby

Hari ini, hari yang sama tepat 5 tahun yang lalu. Mama masih ingat saat kamu bersiap-siap lahir ke dunia ini. Jam 11 malam, tanda-tanda itu terlihat. Bercak darah, kontraksi setiap satu jam sekali.

Mama memiliki kebiasaan membersihkan rumah saat malam hari kala itu, tapi saat mama tau kamu akan lahir itu berarti tidak ada lagi yang membersihkan rumah kita untuk beberapa hari. Mama mencuci semua baju, ngepel lebih sering. Mama ingin saat pulang, di rumah tidak terlalu berantakan. Kamu tahu sayang papa saat itu sangat sibuk sekali. Toko masih baru dan masih terus di rintis, kadang papa kerja sampai jam 2 dini hari, besok paginya kerja lagi, mama tidak mau membebani nya dengan urusan rumah tangga juga.

Tepat jam 3 dini hari, saat kontraksi semakin sering mama membangunkan papa dan mas Rafa. Mereka masih sangat tertidur pulas. Papa bersiap mengantar mama ke rumah sakit Yarsis. Semua perlengkapan telah mama siapin sejak usiamu 8 bulanan. Maafin mama ya nak, baju bajumu banyak yang bekas kakakmu. Masih banyak yang layak pakai, kita juga sedang harus berhemat.

Sekitar jam 4 pagi kita sampai di rumah sakit, saat itu hanya ada dokter umum dan beberapa perawat. Sebagian dari mereka terlihat mengucek ngucek mata. Walau di ruangan UGD tapi malam itu nampak sepi. Ketika di periksa mama udah pembukaan 4. Mama segera di pindah ke ruang bersalin. Semula mama berada di ruang bersama yang terdiri dari 4 bed, tapi papamu sepertinya tidak tega, akhirnya kita di pindah ke ruang sendiri. Ruangan kita ada tivinya, ac dan juga kursi tunggu.

Setiap beberapa menit sekali, perawat memeriksa kondisi mama. Papa dan mas Rafa setia di samping kita. Semakin lama kontraksi semakin cepat dan sakit, mama sungguh merintih ke sakitan. Perawat itu juga menganjurkan mama untuk pipis dan bab ke kamar mandi. Adakalanya mama tidak bisa jalan, saat kontraksi itu datang.

Papa tidak ingin mas rafa melihat keadaan mama, akhirnya papa pamit sebentar ke kebak keramat dimana om nana tinggal untuk menemani mas Rafa. Mama sendirian di ruang bersalin untuk waktu yang lama. Saat ketuban sudah pecah mama tak boleh ke luar ruangan lagi. Kontraksi semakin cepat dan semakin cepat, pembukaanpun semakin banyak. Sungguh nak, mama ngerasa ketika pembukaan itu naik mama seperti memiliki 10 nyawa, dan ketika pembukaan datang 1 nyawa mama telah di ambil. Mama sempat berpikir, apa mama akan mati? Sakit sekali sayang. Tapi kamu tau, mama rela menukar nyawa mama asal mama tau kalau kamu akan selamat lahir ke dunia. Tapi pikiran itu segera mama tepis. Mama ingin hidup sayang, mama ingin merawatmu, memberimu asi, dan mama ingin melihat anak-anak mama tumbuh sehat dan bahagia.

Saat papamu datang, saking tersiksanya, mama ingin melahirkan dengan cara ILA, pasti mama tidak akan menderita seperti sekarang ini. Tapi para perawat itu meyakinkah bahwa mama pasti bisa melewati semua ini dengan baik.

Posisi mama sudah sangat tidak nyaman, miring ke kiri, ke kanan, terlentang. Sesekali papamu memijiti punggung mama. Tak terasa air mata mengalir, ya Allahhhh sakit sungguh luar biasa.

Jam setengah 8 mereka bilang pembukaan semakin banyak, tapi dokter tak kunjung datang. Setengah sembilan, mama tau saatnya kamu lahir, mama ingin sekali mengeluarkanmu, namun perawat perawat itu melarang mama untuk 'ngeden' sungguh mama ingin sekali melakukan itu, tolonggg jangan di tahan, mama merasa itulah saatnya dan para perawat itu malah menutup kaki mama. Saat bu dokter datang, kontraksi itu sedang tidak ada tapi bu dokter menyuruh mama buat 'ngeden' sepertinya setengah kepalamu sudah keluar dan berhenti di daerah hidung, merekapun menarikmu dengan paksa, seketika itu pula mama menjerit dan menangis luar biasa untuk beberapa saat, mungkin teriakan mama bisa terdengar ke seluruh ruangan rumah sakit, kemudian semuanya hilang, sakit itu lenyap tertutupi dengan suara tangisanmu.

"Alhamdulillahhh.... assalamualaikum anakku.."

5 tahun sudah berlalu, terimakasih untuk segala moment yang kita ukir bersama sayang. We love you so much apapun adanya kamu. Semoga Allah selalu melindungimu, memberimu kesehatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Walaupun sekarang kau bukan 'baby' lagi tapi, tapi di hati mama kamu akan selalu jadi 'my baby' anak kesayangan mama :)

#OneDayOnePost

3 comments:

Sang Mahadewa said...

Hiks-hiks .... saya mbrebes mili mbk Raida bacanya.
Jadi teringat saat istri saya melahirkan, saya msh dlm perjalanan pulang.
Salam buat keluarganya ya.

Suparto Parto said...

dramatis

Wiwid Nurwidayati said...

Jadi teringat saat melahirkan..sakitnya memang luarbiasa..blm petnah merasakan sakit seperti ITU. Tapi ketika mereka lahir..hilang Sudan rasa sakit Itu.