Usia 5 hari kulit dan bola mataku menguning. Mama sangat khawatir, ketika papa sampai rumah dan melihat keadaanku papapun ikut gelisah. Saat itu aku sering mengantuk, terlelap dan aku tidak terlalu ingin menyusu.
Papa segera membawaku ke rumah sakit, banyak sekali orang berbaju putih di tempat itu. Untuk pertama kali urat nadiku ditusuk jarum suntik. Sakit sekali, mereka mengambil darahku. Aku menangis sekeras mungkin, dan untuk pertama kali pula aku mengeluarkan air mata.
Setelah Magrib aku kembali mengingatkan "udah malam lo pa"
"Iya sebentar lagi" jawabnya datar sambil terus membalas pesan-pesan yang masuk lewat bbm di telpon pintarnya.
Sekitar jam 7, pasukan siap-siap berangkat. "Ayooo.. Rafa, Alfie" seru mas Kukuh.
Anak-anak bersorak gembira. Tubuh Rafa yang masih terlihat payah berusaha bangkit dari duduknya. Kupakaikan celana jeans panjang dan sweater. Cukup lama mereka berada di luar, padahal jarak toko mainan dari tempat kami tidak lebih dari 2km.
Satu jam an lebih akhirnya mereka kembali. Alfie langsung mencariku "mamaaaa... dedek pulang" sebuah pedang pelastik berwarna putih dengan genggang berbentuk tokoh jepang Ultramen. Ku minta dia untuk meminta beberapa batrey di toko, diapun berlari.
Walaupun bahagia, Rafa terlihat semakin sayu. Suhu tubuhnya terasa hangat. Ketika di luar akupun memberi pesan kepada mas Kukuh untuk membeli termometer di apotik terdekat. Termometer dulu kami miliki telah hancur dan menjadi korban permainan bocah-bocah.
Rafa mengeluarkan sebuah kotak yang tidak terlalu besar dari kantong plastik. Di bukanya kotak tersebut, terlihat beberapa bungkus partikal kecil menyerupai lego. Star Wars, tokoh yang akan dia bangun.
Menjelang tidur, suhunya tetap tinggi 38.7 derajat :(
Antibiotik dari dokter seakan tidak mempan, hati kami kembali gelisah.
Setelah Alfie bobo, aku menyelinap ke tempat tidur Rafa, beruntung Alfie tidak terbangun, semalaman ku peluk dia, hatiku seperti teriris-iris perih.
#OneDayOnePost
#EdisiCeritaBersambung
Papa segera membawaku ke rumah sakit, banyak sekali orang berbaju putih di tempat itu. Untuk pertama kali urat nadiku ditusuk jarum suntik. Sakit sekali, mereka mengambil darahku. Aku menangis sekeras mungkin, dan untuk pertama kali pula aku mengeluarkan air mata.
*******
Setelah Magrib aku kembali mengingatkan "udah malam lo pa"
"Iya sebentar lagi" jawabnya datar sambil terus membalas pesan-pesan yang masuk lewat bbm di telpon pintarnya.
Sekitar jam 7, pasukan siap-siap berangkat. "Ayooo.. Rafa, Alfie" seru mas Kukuh.
Anak-anak bersorak gembira. Tubuh Rafa yang masih terlihat payah berusaha bangkit dari duduknya. Kupakaikan celana jeans panjang dan sweater. Cukup lama mereka berada di luar, padahal jarak toko mainan dari tempat kami tidak lebih dari 2km.
Satu jam an lebih akhirnya mereka kembali. Alfie langsung mencariku "mamaaaa... dedek pulang" sebuah pedang pelastik berwarna putih dengan genggang berbentuk tokoh jepang Ultramen. Ku minta dia untuk meminta beberapa batrey di toko, diapun berlari.
Walaupun bahagia, Rafa terlihat semakin sayu. Suhu tubuhnya terasa hangat. Ketika di luar akupun memberi pesan kepada mas Kukuh untuk membeli termometer di apotik terdekat. Termometer dulu kami miliki telah hancur dan menjadi korban permainan bocah-bocah.
Rafa mengeluarkan sebuah kotak yang tidak terlalu besar dari kantong plastik. Di bukanya kotak tersebut, terlihat beberapa bungkus partikal kecil menyerupai lego. Star Wars, tokoh yang akan dia bangun.
Menjelang tidur, suhunya tetap tinggi 38.7 derajat :(
Antibiotik dari dokter seakan tidak mempan, hati kami kembali gelisah.
Setelah Alfie bobo, aku menyelinap ke tempat tidur Rafa, beruntung Alfie tidak terbangun, semalaman ku peluk dia, hatiku seperti teriris-iris perih.
#OneDayOnePost
#EdisiCeritaBersambung
2 comments:
ini cerita nyata kh mbak?
Iya mba, cuman diary keluarga saat merawat si kecil sakit. Tapi dua paragraf pertama itu cerita Rafa waktu baru2 lahir.
Post a Comment