May 10, 2016

Hari ke-5 part 3: Bocah Usil

Selama dua hari dua malam mama tidak tidur, aku selalu mengajaknya bercanda, bahkan aku selalu ingin tidur digendongannya, saat mama taruh aku di kasur maka aku akan menangis kencang. Saat itu papa lagi dinas malam, pulang ke rumah papa kecapean sekali.

Jangankan untuk tidur, lagi di kamar mandi saja aku sudah merasa kesepian, aku terus memanggilnya, memanggilnya dan terus memanggilnya.

Asi mama akhirnya mulai keluar lebih banyak, tapiii... putingnya jadi lecet dan payudaranyapun membengkak. Saat aku mulai menyusu mama sering merintih kesakitan, mulutku seakan silet yang mengiris-ngiris dadanya. Mama menggigit bibir dan menghentakkan sebelah tangan dan kakinya ke lantai sambil terus menyusuiku, sebagai pelampiasan rasa sakitnya. Seminggu pertama sepertinya perjuangan sangat berat baginya, tapi mama terus semangat.

******

Kurang lebih setengah jam hangat tubuhnya kembali normal, keringat bercucuran membasahi kaosnya. Kurasakan tubuhnya begitu dingin.

"Bukankah mas sudah berjanji membelikannya mainan baru" ucapku mengigatkan mas Kukuh yang terlihat sibuk memeriksa nota-nota barang. Sesekali memasukkan datanya ke dalam komputer.

"Iya nanti habis magrib" jawabnya sambil terus memainkan jari-jarinya di atas keypad, sebelah tangannya lagi memegang erat beberapa nota.

Ku tinggalkan dia, sementara itu Alfie dan Rafa masih terlihat bermain. Kadang-kadang Alfie terlihat begitu simpati terhadap kakanya.namun tak jarang pula ke jailannya membuat Rafa menjerit histeris dan menangis.

Untuk mendapatkan perhatian kakanya, Alfie sering kali bertingkah usil. Semakin Rafa berontak dan mengamuk, bahkan sampai menangis semakin senang dia. Bahkan wajahnya terlihat datar tanpa dosa walau kakanya  sangat berduka akibat polahnya.

Kali ini tentu saja aku berusaha melindungi Rafa yang benar-benar tak berdaya. Tapi entah kenapa susah sekali memarahin Alfie. Tingkahnya yang membuat wajahku kesulitan menampakkan ekspresi serius. Alfie seperti magnet yang memiliki aura kasih sayang, siapapun melihatnya akan merasa teduh, terhibur dan tak kuasa membuat hatinya terluka.

Walaupun aku menegurnya, tapi wajahku selalu dalam keadaan tersenyum dan terlihat bercanda. Agar Alfie tak semakin mengusili kakanya biasanya ku titipkan saja dia sama papanya. Memisahkan mereka sejenak, agar kembali merindu.

#OneDayOnePost
#EdisiCeritaBersambung

No comments: