Oct 5, 2016

Sepeda untuk Alfie




"Mama punya sepeda, papa punya sepeda, aa punya sepeda, dede ngga punya, huwaaaaaaa...." bersedu sedanlah dia meratapi ketiadaanya memiliki sepeda.

Rapa telah berganti sepeda dengan ukuran yang lebih tinggi. Sedangkan sepeda bekasnya sebenarnya masih layak dipergunakan kalau saja kami perbaiki. Pikirku, ini sepeda bekas di beli seharga kurang lebih Rp200ribu dulunya. Di hitung-hitung ongkos buat benarin seperti ganti ban dalam, ban luar plus ganti rantai, roda tambahan, belum lagi service kayanya bakalan nyaingin harga aslinya. Padahal kalau beli yang baru Rp400rb dah dapet tuh.. jadilah antara membenahin sepeda lama atau beli yang baru masih tarik ulur.

Di beberapa kesempatan tertentu Alfie pasti menghubung-hubungkan tentang ketiadaannya memiliki sepeda. Semisal saat aku berceloteh "mainanmu kan udah banyak, Fie. Itu aja kadang susah beresinnya" maka jurus andalannya akan keluar "tapi aku tidak punya sepedaaaa" maka, skak matilah saya.

Hingga pada suatu ketika, Alfie demam. Beberapa hari tidak masuk sekolah dan kurang bersemangat. Maka akupun menjanjikan dia nanti kalau sudah sehat bakalan beli sepeda baru. Saat  dia benar-benar sehat, aku ingin menunaikan janjiku itu. Tapi mas Kukuh kurang berkenan, mengingat Alfie masih terlalu kecil untuk menaiki sepeda. Dulu Rafa kami belikan sepeda saat berusia 6 tahun, dan tentu saja karna Rafa termasuk anak yang begitu lincah dan aktif, sedangkan Alfie belum terlihat se energic Rafa. Setelah negosiasi alot dan pertimbangan siapa yang bakal stand by saat si bocah sepedaan, ijinpun turun. Siapakah orang yang bakal stand by always di sisinya itu selama dalam pelajaran? Siapa lagi kalau bukan  emaknya.

Namun, ketika semua ijin telah di peroleh, belum juga terlaksana membelikan sepeda karna mas kukuh sedang nggak enak badan, lemes, meringkil-meringkil, masuk angin dan pilek. Beberapa hari kemudian Alfie tertular, badannya kembali hangat.

Hari minggu kemarin tepatnya acara keluarga, arisan. Mulanya aku setengah hati untuk mengajak Alfie turut serta, tapi mengingat jaraknya masih di wilayah Solo dan kebetulan yang ketempatan adalah kami rasanya kurang nyaman juga kalau tidak hadir. Pikirku biar Alfie sedikit mendapat udara segar, nanti di acara biar duduk anteng saja.

Pulang acara langsung lewat toko sepeda. Sayang banyak toko yang tutup. Ada yang buka tapi harganya tak kira-kira mahalnya. Kami memiliki toko langganan sepeda yang tidak usah pakai tawar menawar lagi. Akhirnya aku bujuk Alfie untuk bersabar sampai ke esokan harinya.


Hari senin, seperti waktu yang cukup panjang baginya. Jemput Rafa pulang, rombongan langsung meluncur. Sepeda kecil untuk ananda Alfie tersayang telah nangkring di rumah dengan selamat.

#OneDayOnePost

8 comments:

Sakif said...

Selamat Alfie...punya sepeda baru hurrayyy... Dijaga ya sepedanya...smoga cpet lancar naik sepeda

denik said...

Aaahh...jadi ingat masa kecil. Sepeda is My dreams..hehe

Lisa Lestari said...

Waah, mas rafi punya sepeda baru...

Sasmitha A. Lia said...

Wuaaaaahhhh.... aku belum punya sepedaaaaaaa maaakkkk...😭😭😭

Raida said...

Sini, kau boleh pinjem punya Rafa :D

Raida said...

Alhamdulillah, cik gu..

Btw namaku Alfie

Raida said...

Kecilku malah ngga berani mimpi punya sepeda :(

Raida said...

Terimakasih kaka Kifa :)