Nov 19, 2017

Masih Tentang Asap

Saya dari keluarga perokok. Om-om saya perokok. Mbah-mbah saya juga masih sangat aktif merokok. Sahabat dan teman-teman saya merokok. Demi Allah saya tidak membenci mereka. Saya berhubungan baik sebagaimana mestinya. Tidak sekalipun mengungkit tentang kebiasaan mereka kecuali dimintai pendapat. Hanya saja, kalau bersama khususnya ketika bersama anak-anak, secara halus saya akan meminta mereka  untuk berhenti sejenak atau mencari tempat lain. Pun kalau itu terlalu berat, maka sayalah yang berkewajiban melindungi anak-anak untuk mencari tempat yang lebih aman.
           
Dulu waktu kang mas masih sangat aktif merokok, sekalipun saya tidak pernah melarangnya. Hanya pernah menyembunyikan saja batangan-batangan rokok itu dari rumah. Sungguh kamar mandi dengan aroma rokok itu tidak enak sekali. Kalau dia ingin merokok saya minta dengan hormat untuk mencari tempat yang jauh asapnya dari jangkauan anak-anak. Dan tentu saja setelah itu, bajunya harus ganti.

 Cerewet, ribet? Tidak juga. Tidak seberapa kalau salah satu atau salah banyak anggota keluarga harus masuk rumah sakit efek dari asap ini. Enggak enak hati? Kadang-kadang. Tapi saya harus membiasakan diri. Kelak saat anak-anak saya sudah tumbuh mendewasa, hanya doa yang saya bisa kirimkan agar mereka bisa menjaga diri dan hati mereka.

Jangan pernah meminta perokok untuk berhenti. Serupa menabur garam di lautan, tidak akan mempan. Hanya kesakitan teramat parah dan kematian yang bisa menghentikan mereka.

No comments: