Saya dari keluarga perokok. Om-om saya perokok. Mbah-mbah saya
juga masih sangat aktif merokok. Sahabat dan teman-teman saya merokok. Demi Allah
saya tidak membenci mereka. Saya berhubungan baik sebagaimana mestinya. Tidak sekalipun
mengungkit tentang kebiasaan mereka kecuali dimintai pendapat. Hanya saja,
kalau bersama khususnya ketika bersama anak-anak, secara halus saya akan
meminta mereka untuk berhenti sejenak
atau mencari tempat lain. Pun kalau itu terlalu berat, maka sayalah yang
berkewajiban melindungi anak-anak untuk mencari tempat yang lebih aman.
Dulu waktu kang mas masih sangat aktif merokok, sekalipun
saya tidak pernah melarangnya. Hanya pernah menyembunyikan saja
batangan-batangan rokok itu dari rumah. Sungguh kamar mandi dengan aroma rokok
itu tidak enak sekali. Kalau dia ingin merokok saya minta dengan hormat untuk
mencari tempat yang jauh asapnya dari jangkauan anak-anak. Dan tentu saja
setelah itu, bajunya harus ganti.
Cerewet, ribet? Tidak juga.
Tidak seberapa kalau salah satu atau salah banyak anggota keluarga harus masuk
rumah sakit efek dari asap ini. Enggak enak hati? Kadang-kadang. Tapi saya
harus membiasakan diri. Kelak saat anak-anak saya sudah tumbuh mendewasa, hanya
doa yang saya bisa kirimkan agar mereka bisa menjaga diri dan hati mereka.
Jangan pernah meminta perokok untuk berhenti. Serupa menabur
garam di lautan, tidak akan mempan. Hanya kesakitan teramat parah dan kematian
yang bisa menghentikan mereka.
No comments:
Post a Comment